Pages

Subscribe:

Jumat, 21 Oktober 2011

Tarakan's Culture

Kota Tarakan berdasarkan cerita rakyat berasal dari bahasa Tidung kuno yakni dari kata Tarak dan Ngakan, dalam bahasa Tidung Tarak mempunyai arti bertemu sedangkan Ngakan berarti Makan. Kata ngakan merupakan indikasi bahwa para nelayan dulu sering berisitirahat dan makan dipulau ini, yang menjadi tempat pertemuan para nelayan disekitar pulau ini seperti dari daerah Salim batu, tana lia, Pulau bunyu, Sesayap, Sembakung dan lain lain. Tarakan juga sebagai tempat bermuaranya tiga sungai besar diutara Kalimantan Timur seperti sungai Sesayap/Malinau, Sungai Kayan, dan Sungai Sembakung.
Tarakan juga disebut dengan istilah Tengkayu yang dari bahasa Tidungnya berarti daerah yang dikelilingi oleh laut atau Pesisir.



Pulau seluas 241,5 KM yang sebagian besar masih merupakan hutan lindung terutama dipesisir pantai wilayah selatan. Kondisi ini merupakan panorama alam yang indah antara hutan lindung, bukit, hutan konservasi, kelong nelayan, perkebunan, pantai dan peninggalan sejarah berupa tugu jepang dan tugu ostrali.

Menurut sejarah Tarakan pernah menjadi lokasi pertempuran sengit perang dunia ke 2 antara tentara jepang dengan tentara ostrali. Sebanyak 235 tentara ostrali tewas pada pertempuran itu. Di kota Tarakan masih terdapat banyak tugu peringatan tentara ostrali di lokasi yang sekarang menjadi sebuah kompleks militer. Tugu peringatan ini dibangun untuk mengenang tentara ostrali yang tewas dalam upaya membebaskan Tarakan dari pendudukan jepang. Dilokasi lainnya terdapat kuburan tentara jepang yang berada dibekas bunker jepang dikawasan perbukitan .

Obyek wisata di kota Tarakan antara lain Pantai Amal yang berjarak 11 KM dari pusat kota. Pantai ini memiliki panorama nyiur melambai dengan pemandangan yang cukup indah dan letaknya di kecamatan Tarakan Timur. Setiap dua taon sekali di Pantai Amal ini akan diselenggarakan Pesta Adat Tidung yakni "IRAW TENGKAYU".

Apa itu IRAW TENGKAYU ? IRAW TENGKAYU adalah suatu bagian dari unsur kebudayaan Indonesia yang lahir dan berkembang pada masyarakat Tidung sebagai bentuk interaksi dengan lingkungan sekitarnya.



Tradisi ini untuk memperlihatkan suatu tindakan rasa syukur masyarakat yang diberikan melalui aktifitas mereka sebagai nelayan sehingga pesta ini dikonotasikan pula sebagai PESTA LAUT. Dalam perjalanan dan perkembangannya tradisi ini (PESTA IRAW TENGKAYU) memperlihatkan resistensi budaya yang tetap berkembang dalam masyarakat dan cukup berpotensi sebagai atraksi daya tarik wisata.

momen ini telah direspon pemerintah daerah dengan ditetapkan perayaan dilaksanakan 2 (DUA) tahun sekali dan dirangkaikan dengan peringatan hari jadi Kota Tarakan.
Secara nasional IRAW TENGKAYU juga telah menjadi CALENDER OF EVENT pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar